top of page

Belajar Menjadi Seorang Minimalist dari Joshua Millburn dan Ryan Nicodemus

“Minimalism is a tool that can assist you in finding freedom. Freedom from fear. Freedom from worry. Freedom from overwhelm. Freedom from guilt. Freedom from depression. Freedom from trappings of the consumer culture we’ve built our lives around. Real freedom,” begitulah penjelasan Joshua Fields Millburn dan Ryan Nicodemus mengenai minimalism (minimalisme) dalam situs mereka theminimalists.com.


Oleh: Dianggi Ananda Putri


Joshua Fields Millburn dan Ryan Nicodemus. Sumber: Google Image

Belakangan ini, paham minimalis mulai dilirik generasi millennial sebagai salah satu gaya hidup yang menurut peganutnya – Joshua dan Ryan dapat mendatangkan “kebebasan sejati”. Secara sederhana, minimalisme berfokus pada peningkatan kualitas hidup dengan cara mengeliminasi barang-barang atau hal-hal yang tidak penting di sekitar kita. Barang-barang dan hal-hal yang ada di sekitar kita seharusnya mendukung peningkatan kualitas hidup. Bukan sebaliknya, menyusahkan atau merepotkan kehidupan sehari-hari.


Less is more,” begitulah prinsip Joshua dan Ryan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka hanya hidup dengan sedikit barang dan perabotan sehingga membuart hari-hari kedua orang ini terasa lebih berharga karena hanya menemui hal-hal penting.


Ketika seorang minimalist – sebutan bagi orang yang menganut paham minimalisme telah berhasil mengeliminasi hal-hal yang sebenarnya tidak penting dalam hidupnya, ia kemudian akan fokus untuk menjalankan kehidupan yang berkualitas. Salah satunya dengan mengembangkan passion.


Contohnya Joshua Fields Millburn yang dulunya merupakan seorang pegawai kantoran dengan jabatan dan gaji yang menjanjikan. Dalam situsnya Joshua bercerita jika jabatan dan gaji yang saat itu ia miliki – walau sebenarnya berjumlah besar tetapi tidak mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya. Gaji yang besar malah mendorong Joshua untuk membeli mobil dan barang-barang mewah. Walau sebenarnya mobil dan barang-barang ini tidak benar-benar dibutuhkannya.


Setelah menyadari ketidakbahagiaan dalam hidupnya, Joshua mencoba untuk berubah dan mencari solusi atas permasalahannnya ini. Sampai akhirnya Joshua menemukan minimalism dan pada saat itu juga ia memutuskan untuk menjadi seorang minimalist.


Diawal usahanya menjadi seorang minimalist, Joshua mengumpulkan seluruh barang yang ada di rumahnya. Bahkan barang sekecil sikat dan pasta gigi sekalipun. Seluruh barang ini dikumpulkannya dan ditutup dengan kain besar lalu dibiarkan terletak di ruang tengah rumah Joshua. Setelah semua barang terkumpul, Joshua kemudian mengambil barang-barang yang dibutuhkan untuk tiga minggu kedepan.


Begitu seterusnya hingga Joshua menyadari jika banyak dari tumpukan barangnya yang tidak pernah diambil dan hanya menjadi tumpukan di antara barang lainnya. Barang-barang yang digunakan Joshuan ternyata hanya 10-15 persen dari keseluruhan tumpukan. Sisanya tidak pernah terpakai sama sekali dan akhirnya Joshua memilih untuk menyumbangkan atau menjualnya.


Selain menyingkirkan barang-barang yang tidak berguna dalam rumahnya, Joshua bahkan berhenti bekerja. Bagi sebagian orang mungkin ini terdengar tidak masuk akal – karena ada orang yang memilih untuk berhenti bekerja ketika sedang berada di puncak karir. Namun bagi Joshua, ini merupakan keputusan yang tepat. Karena menurutnya, pekerjaannya saat itu tidak mendatangkan kebahagian.


wardrobe seorang minimalist - sumber: Google Images

Ia pun memilih untuk memperdalam dan mengembangkan passionnya dalam menulis. Ketika itulah Joshua dan Ryan – yang menjadi minimalist setelah Josh membuat situs theminimalists.com. Selain menuliskan perjalan hidup menjadi seorang minimalist, Joshua dan Ryan juga membagikan cara bagi orang yang ingin menganut paham yang berlawanan dengan konsumerisme.


Dalam tulisannya yang berjudul “Our 21-Day into Minimalism” Joshua dan Ryan membagikan cara untuk menjadi seorang minimalist. Mulai dari hari pertama yang berisi mengenai pengambilan keputusan, dilanjutkan dengan hari berikutnya yang menjelaskan perencanaan menjadi minimalist, kemudian berkemas, hingga pada hari 21 yang menjelaskan bagaimana seorang minimalist memandang konsep waktu.


Untuk penjelasan lebih lengkapnya, kamu dapat mengunjungi situs Joshua dan Ryan pada www.theminimalists.com. Selain melalui situsnya, Joshua dan Ryan menyebarkan paham minimalism melalui tiga buku: everything that remains, minimalism, dan essential. Selain itu Joshua dan Ryan juga memiliki akun Youtube yang isinya membahas seputar minimalism.

89 views0 comments
bottom of page