“Branding itu bisa terbangun secara alami dan bisa juga diupayakan,” tutur Agus Mulyadi, Pimpinan Redaksi Mojok.co dalam seminar EPIC yang diadakan di FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta, Rabu (12-9-2018). Seminar EPIC yang diselenggarakan oleh KSM Crast FM ini, membahas mengenai branding dalam era digital.
Sebelum berprofesi sebagai pimpinan redaksi Mojok.co, Agus merupakan seorang penjaga warnet (warung internet). Karena keterbatasan ekonomi keluarga, pria ini memilih bekerja di warnet, dibandingkan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Dengan pekerjaannya sebagai penjaga warnet, keterampilan Agus dalam mengedit foto sangat terlatih.
Pria yang akrab disapa Gusmul ini mulai membuka usaha mengedit foto setelah temannya yang merupakan fans JKT48 menyebarkan hasil karyanya. Karena hasil editan yang memuaskan, banyak masyarakat yang meminta Agus untuk megedit foto bersama idolanya. Terlebih lagi para wota (fans JKT48) yang harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk berfoto bersama idola mereka. Bagi mereka, editan foto Agus adalah solusinya.
Keterampilannnya ini, secara tidak sengaja membuat Agus Mulyadi terkenal di Indonesia. Beberapa kali dirinya diundang dalam acara televisi, mulai dari Bukan Empat Mata, hingga Ini Talkshow. Image sebagai tukang edit foto sangat lekat dalam diri Agus.
Menghilangkan Image Tukang Foto
Karena hampir tersangkut kasus ITE, Agus memutuskan untuk berhenti menjadi tukang edit foto. Pemimpin redaksi Mojok.co ini, mulai menjalani aktivitasnya dengan menulis blog. Akan tetapi, walaupun saat itu Agus sudah meninggalkan profesi lamanya, tidak jarang orang yang menawarinya pekerjaan mengedit foto.
“Saya itu secara tidak sengaja sudah dikenal sebagai tukang edit foto. Saat itu kalau search di Google Agus Mulyadi, pasti yang terpampang adalah Agus Mulyadi tukang edit foto,” ujar Agus Mulyadi.
Agus tidak lelah menulis blog, dalam upaya menghilangkan image tukang foto. Hal itu berbuah manis saat penerbit menawarinya untuk menulis buku. Buku pertama Gusmul yaitu berjudul “Jomblo tapi Hafal Pancasila”, diterbitkan pada bulan juli 2014. Buku ini diambil dari artikel-artikel yang dia tulis di blog pribadinya. Sampai saat ini Agus Mulyadi sudah menulis tiga buku, yaitu: Jomblo tapi Hafal Pancasila; Bergumul denga Gusmul; dan Diplomat Kenangan.
Kini Agus sudah berhasil merubah image tukang edit foto yang dahulu lekat dengan dirinya. Pria yang kerap disapa Gusmul ini, sudah dikenal masyarakat sebagai penulis dan pimpinan redaksi Mojok.co.
“Image saya sebagai tukang edit foto itu terjadi secara alami, tapi image saya sebagai penulis itu karena diupayakan. Jadi, dalam melakukan branding, kita harus memperhatikan sedetail mungkin apa yang dilihat dan dipikirkan masyarakat entah itu hal yang kita sadari maupun yang tidak disadari,” ujar Agus mengenai cara melakukan branding. (GP)
Oleh: Ganisha Puspitasari
Коментарі